Blog informasi: bisnis online, info terkini: teknologi, hiburan, pendidikan dsb...............................semuanya ada di www.ilmu-man.blogspot.com Berbagi ilmu berbagi info dan mudah dicari di Google Search Engine
Berbagi ilmu berbagi info: ikuti program marketing affiliasi dan raih dolar sebanyaknya, Ngeblog dapat duit, mau? Jual design Anda dan dibayar dolar! Hobi menulis? Kenapa tidak dijadikan duit? Memberi nasehat dapat duit, kok bisa?
Semuanya ada di berbagi ilmu berbagi info dan bisa dicari di google
Bulan tidak lagi gersang; kelak tidak lagi menjadi tempat yang menjemukan sebagaimana terlihat selama ini.
Berbagi ilmu berbagi info: ikuti program marketing affiliasi dan raih dolar sebanyaknya, Ngeblog dapat duit, mau? Jual design Anda dan dibayar dolar! Hobi menulis? Kenapa tidak dijadikan duit? Memberi nasehat dapat duit, kok bisa?
Semuanya ada di berbagi ilmu berbagi info dan bisa dicari di google
Bulan tidak lagi gersang; kelak tidak lagi menjadi tempat yang menjemukan sebagaimana terlihat selama ini.
Tiga kali percobaan ruang angkasa yang berbeda mendapati tanda-tanda kimiawi air di seluruh permukaan bulan, yang tak urung mencengangkan para ilmuwan yang awalnya ragu akan takarannya, hingga akhirnya mereka sampai kepada keyakinan penuh setelah adanya konfirmasi berulang-ulang.
Tidak cukup kalau cuma embun untuk membantu perkembangan kehidupan di bulan. Namun jika diproses dalam jumlah yang besar, bisa jadi akan ada di sana sumber-sumber berguna seperti air minum dan bahan bakar roket bagi penghuni bulan di masa depan, kata para ilmuwan. Airnya kadang-kadang ada kadang-kadang menghilang menurut hari hitungan bulan.
Tidak banyak airnya memang. Cuma 2 liter botol soda berisikan pasir bulan. “Bisa jadi nantinya akan ada obat tetes berupa air dari bulan,” kata astronomer Jessica Sunshine dari Universitas Maryland, satu dari ilmuwan yang menemukan air disana. “Air minum memerlukan 730 meter persegi dari pasir yang dibutuhkan,” kata team leader Carle Pieters dari Universitas Brown.
“Ini semacam benda yang menempel di permukaan,” kata Sunshine. “Kita selalu menganggap bulan itu mati, padahal inilah proses dinamis yang sedang berlangsung.”
Penemuan ini, dengan tiga penelitian lain yang dipublikasikan di jurnal Science pada hari Kamis 24 September lalu dan juga saat briefing NASA, bisa kembali memfokuskan orang akan ketertarikan menelaah bulan. Ketertarikan akan bulan berkurang setelah para astronot pendahulu mengunjunginya 40 tahun lalu dan mengatakannya sebagai tempat tandus yang sepi mencekam.
Pengumuman akan adanya air di bulan keluar dua minggu sebelum rencana uji coba NASA yang akan diluncurkan dekat kutub utara bulan untuk mencari tahu apakah bulan bisa mengeluarkan es yang terkubur. Selama bebarapa dekade, astronomer telah menemukan beberapa tanda adanya es yang terkubur di atas kutub bulan. Penemuan terakhir agak berbeda. Didapati adanya air yang tidak diharapkan saat penelitian merembes melekat pada permukaan tanah, namun tidak meresap ke dalamnya.
“Lebih kering daripada pasir yang kita dapati di sini,” kata Sunshine.
Adanya air dicermati oleh awak pesawat ruang angkasa yang terbang mengitari bulan atau Cuma melewatinya. Semua dari tiga pesawat menggunakan tipe instrumen yang sama yang bisa melihat penyerapan spesifik dari panjang gelombang cahanya, yaitu tanda-tanda kimia yang terdiri dari hanya dua molekul: air dan hidroxil. Hidroxil adalah suatu atom dari hidrogen dengan satu atom lain dari oxigen, sementara ada dua hidrogen atom pada air.
Saat penghitungan waktu, selama sehari, bebarapa dari gelombang panjang itu menghilang dan beberapa tidak, ini menunjukkan, bahwa hidroxil dan air ada di sana, kata Sunshine.
Gelombang panjang yang tipis ini, ditemukan pertama kali melalui instrumen milik satelite bulan India Shandaryaan-1, yang berhenti beroperasi bulan depan. Ilmuwan awalnya mendapati sesuatu yang tidak beres dengan instrumen itu karena setiap orang tahu, bahwa bulan tidak memiliki setetes air pun pada permukaannya, kata Pieters.
“Kita berargumentasi selama berbulan-bulan antara sesama kami untuk mencari tahu dimana masalahnya,” kata Pieters Sunshine, yang tergabung dalam tim, yang juga memiliki instrumen yang sama pada percobaan Deep Impact NASA. Deep Impact melaju menuju ke sebuah komet tapi hanya mengayun melewati bulan pada bulan Juni. Deep Impact lantas mencari tanda-tanda adanya air-hidroxil dan menemukannya.
Ilmuwan juga menelaah kembali rekaman percobaan Cassini NASA yang sedang mengitari Saturnus. Cassini NASA mempunyai instrumen dengan tipe yang sama, berpindah tempat dengan cepatnya melewati bulan 10 tahun lalu. Cukup meyakinkan dia menemukan hal yang sama.
Diterjemahkan oleh Muhammad Nurman dari the Jakarta Post/Seth Borenstein/AP/Washington